Untuk Kursi Sebelahku
Hai..
apa kabar?
apa masih seperti dulu?ingin lelap tertidur di sampingku J
apa sudah ada pengganti sekokoh bahu yang slalu menjadi penyanggahmu ketika kau bosan?
apa ada dua mata yang slalu memandangmu seperti aku?
apa ada pengganti segurat senyum yang slalu ku beri kapanpun itu?
apa masih ada kertas tersisa,untuk kucoretkan?
untuk kata yang tak guna
dan hanya membuatmu tersenyum atau aneh ‘seperti dulu’
kau tau?kursi itu tempat ternyaman untukku,
karena ada sebuah keajaiban yang dekat denganku
dan aku berada pada atas kebahagian di meja kemenangan ku
dan disampingku ada……
kamu.
apa kabar?
apa masih seperti dulu?ingin lelap tertidur di sampingku J
apa sudah ada pengganti sekokoh bahu yang slalu menjadi penyanggahmu ketika kau bosan?
apa ada dua mata yang slalu memandangmu seperti aku?
apa ada pengganti segurat senyum yang slalu ku beri kapanpun itu?
apa masih ada kertas tersisa,untuk kucoretkan?
untuk kata yang tak guna
dan hanya membuatmu tersenyum atau aneh ‘seperti dulu’
kau tau?kursi itu tempat ternyaman untukku,
karena ada sebuah keajaiban yang dekat denganku
dan aku berada pada atas kebahagian di meja kemenangan ku
dan disampingku ada……
kamu.
Aku engan melihat waktu,namun kau slalu tanyakan itu padaku
aku engan karena waktu begitu cepat menyeret smua itu dariku
aku ingin marah saat detak jam ini berbunyi,ingin ku lempar dan ku injak sepuasnya
agar jarumnya terhenti,
sampai kau terlelap disampingku lebih lama
dan dua mata itu selalu ada untukku,untuk membuatku berpaling,dan tersenyum
aku engan karena waktu begitu cepat menyeret smua itu dariku
aku ingin marah saat detak jam ini berbunyi,ingin ku lempar dan ku injak sepuasnya
agar jarumnya terhenti,
sampai kau terlelap disampingku lebih lama
dan dua mata itu selalu ada untukku,untuk membuatku berpaling,dan tersenyum
Satu yang kusesali
smua itu hanya kenangan pada sepasang kursi dan selembar kertas bisu
karena keajaiban hanyalah sebuah kebetulan.
smua itu hanya kenangan pada sepasang kursi dan selembar kertas bisu
karena keajaiban hanyalah sebuah kebetulan.
(hanya fiksi)
0 Response to "Untuk Kursi Sebelahku"
Posting Komentar