Esai yang ga...gal (tulisan kadaluarsa thn 2012)



Tema : Pertanian Hidup Matinya Bangsa.

Bangunkan Kembali Negara Agraris
            Dimulai dari hal yang terkecil, tubuh manusia tersusun atas unsur- unsur pertanian, khususnya karena kebutuhan manusia  yang sering  kita konsumsi sehari-hari bahan dasarnya adalah hasil dari pertanian baik itu junk food dan yang lainnya, jangankan seperti itu dalam agama pun menjelaskan bahwa kita terbuat dari tanah. Pertanian itu penunjang utama kehidupan, dari mulai sandang, papan, pangan, tanpanya kita hanya kering dan krisis, pertanian adalah dasar dari segalanya.
            Sekarang hubungannya dengan bumi kita, seluruh negara, wilayah mana terkena krisis pangan dan kekeringan akan hancur dengan predikat negara misikin, masyarakat disana mati secara perlahan dengan kulit dan tulang yang transparan, suatu wilayah  tandus dengan tanah yang terbelah kering dan panas yang menyengat, kekurangan air, pangan, tumbuhan, lalu mampukah mereka bertahan hidup? Sedangkan sandang, papan pangan tidak secara instan terbuat dari teknologi, seperti magic yang mengilakan, teknologi bukan merupakan tolak ukur hidup dan matinya bangsa, akan tetapi tentu saja komponen yang terpenting dalam keberlangsungan  kehidupan di dunia ini adalah pertanian.
            Pertanian bukanlah hanya seikat daun hijau yang dijual dipasaran, dengan harga ribuan ataupun dengan olahan kuli tani yang kasar tangannya, ketika seseorang berfikir secara luas  kita akan menemukan bahwa pertanian adalah aset yang paling berharga di bumi ini khususnya Indonesia yang dikenal dengan julukan Negara Agraris,  pertanian hanya sebagai bahan dasar saja tetapi setelah diolah menjadi barang yang diperhitungkan nominalnya, jika industri pertanian terus dikembangkan, dan 80% atau lebih aset dari industri tersebut dikuasai oleh pengusaha pribumi, dengan pengolahan, pelestarian, pemamfaatan secara berlanjut konsisten, tidak akan ada namanya krisis pangan di Negeri ini apalagi krisis ekonomi.
            Pertanian melingkupi sektor industri, pendidikan dan budaya, dll, pertanian dibutuhkan setiap hari bahkan semakin meningkat permintaan konsumsinya karena mempunyai image sehat dan semakin tahun kependudukan Indonesia semakin memadat, seperti sayuran, kayu bahan bangunan, peternakan, ekowisata dll, semua aspek penting tertanam dalam pertanian, karena itu sudah sepantas dan seharusnya sebagai sektor yang  paling diperhatikan karena pangan merupakan pokok keberlangsungan hidup manusia, yang paling dibutuhkan dan memiliki potensial bisnis yang sangat menguntungkan.
            Kini lahan-lahan kosong telah terpenuhi oleh pondasi gedung yang sibuk dan pabrik yang aktif mengepulkan aroma asap, bahkan lahan yang dulunya dihijaui oleh padi kini sudah keras tertutupi semen yang padat, jangankan utuk berimajinasi dibawah pohon rindang yang sejuk, seringkali kita kesulitan untuk mengambil objek hanya untuk mengambil gambar sawah atau perkebunan di sebagian kota, banyak sekali masyarakat saat hari libur pergi ke desa-desa mencari tempat peristirahatan dari bisingnya zaman, hal ini membuat pembisnis laris saat hari libur karena penyediaan wisata alamnya yang mampu menarik hati para pengunjung, yang demikian ini dinamakan salah satu contoh potensial alam yang sangat mahal, tapi sayangnya kita jarang peka terhadap suasana, dan keramahan sebagai pengelola bumi bertransformasi menjadi penggila teknologi, perampas lahan hijau, yang seharusnya memang tak begini.
             Daripada itu, pertanian membuka kesejahteraan rakyat, menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyartakat tidak mengenal pendidikan, misalnya seorang petani tidak tamat SD tapi mampu menjual ber ton-ton beras organik, contohnya mayoritas penduduk yang umurnya sudah semakin tua dikalangan pedesaan,  masyarakat desa, kota, semuanya mampu untuk memajukan pertanian Indonesia, mempertahankan kesejahteraan rakyat berbagai kalangan. Bekerja di sektor pertanian tidak hanya untuk memperoleh keuntungan sendiri, ataupun menghidupi keluarga sendiri, tapi mampu untuk menghidupi seluruh makhluk hidup di bumi ini. Mulya bukan?
            Hutan yang rindang sudah sangat dirindukan, banjir, longsor sudah sangat umum menjadi hot news berita pagi hari, terkadang kita hanya menonton dibalik layar penderitaan, atau sekedar merasakan hati yang biasa-biasa saja, padahal masalah ini sudah sangat lama tertuju pada suatu titik permasalahan, bukan penanganan teknologi yang kurang, yakni penghijauan yang semakin menipis.
            Lantas apa yang diragukan lagi dengan penyakit bumi kita ini ? Hidup dan matinya bangsa tergantung pada pohon yang sering kita tebang, miris sekali negara agraris kini hanya sederet nama dan kata yang tergeletak tak lagi berdiri. Lalu apa kita hanya bisa menikmati semua proses perkemnbangan zaman gila ini sebagai penduduk tapi nyatanya dayang-dayang yang mengipasi polusi. Jangan biarkan itu terjadi, kita adalah manusia dan ditugaskan mengelola hidup matinya bangsa, negara, sudah lama kesempatan itu tertanam ditanah ini, ditanah subur yang sedang menuggu kandungan biji.
            Tanah itu kering tanpa hijau, pangan itu hambar tanpa daging papan itu roboh tanpa pohon, dan kita itu payah tanpa kesadaran.

·       

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Esai yang ga...gal (tulisan kadaluarsa thn 2012)"

Posting Komentar