Satu-satunya cara agar bertemu denganmu adalah....
Setiap waktu melakukan kebaikan
Aku jadi tahu alasan Tuhan mengenalkan kita...tujuan kita sama
Aku akan tetap berjalan, setidaknya dipersimpangan nasib kita akan tertawa bersama mereka
Melihat Negara ini lebih kaya kesejahteraan.
TAKDIR?
Saat aku menemukan apa yang aku cari selama ini, kenapa aku harus melepaskannya Tuhan...
Siapapun akan meraskan sakit bila membuang kebahagiaannya, kenapa aku harus mematikannya jika itu membuatku merasa hidup?
Kenapa aku selalu tidak berhak, jika cinta itu anugrah terindah...tapi untukku cinta selalu membuat maslah. Kenapa Tuhan? untuk melupakan semuanya...
Kenapa di dunia ini terlalu banyak kata tidak bisa untukku, kemanapun aku melangkah, berlari, terjatuh, bangkit, rasa ini selalu melekat seperti mengalir dalam darah, apa aku harus memutuskan urat nadiku agar keluar semua darahku.
Satu langkah membelakanginya, meniggalkannya seperti ribuan kilo meter yang harus ku tempuh...sangat lelah...semua langkah yang ku tempuh setiap itu pula hati ini seperti menyusut, selalu merasa sakit, seperti ingin kembali dan mengejar sosok itu, hatiku tak lagi milikku dia telah pergi lebih jauh tanpa kendali, aku bukan manusia yang kuat, aku bukan manusia yang bijak, tidak pernah ada yang sempurna di dunia ini begitu pula aku, kurang apa Tuhan... setiap jam Aku memintamu untuk selalu menghapuskan rasa ini, aku telah pergi jauh meninggalkannya, sekarang siksaan ini semakin nyata, aku tidak tahu harus bagaimana lagi
Setiap manusia memang sesungguhnya tidak pernah memiliki apa-apa, karena itu kita harus siap kehilangan segalanya, aku hanya merasa sangat payah saat merindu, aku merasa sangat bodoh saat menangis, aku merasa sangat terganggu saat semua bayangannya melewatiku setiap menitnya, saat aku ingat lirikannya untuk terakhir kali sembari kedua kakinya melangkah pergi, saat itu juga aku ingin berlari mengejarnya, tapi aku tidak akan pernah bisa, seperti terkunci nasib, aku hanya kembali menatapnya, membiarkan semuanya berlalu begitu cepat, dan menyisakan sakit yang lama.
Kenapa harus ada kata ‘masih’, kenapa kesakitan tidak berlalu dengan cepat, aku tidak bisa berlari lagi lebih jauh, aku sudah sangat sakit, seperti luka berlumuran darah yang dibersihkan oleh air mata, perih.
Percuma sejauh apapun aku pergi, selama apapun terpisah, hatiku selalu melihatnya lebih dekat dari centi.
213-......-7444 room delapan
Sebuah kota yang sangat luas, kamu sendiri telah melihatnya diatas puncak itu, aku yakin kamu terpesona dengan jutaan lampu, indah bukan? Aku yakin sekarang kamu sedang menikmati udaranya, memainkan angin, melukiskan senyum di atas sana. Itu tempat kesukaanku, awal aku jatuh cinta pada kota ini, ini yang kuceritakan padamu dari atas sana kamu bisa lihat apapun, malam itu akan jadi istimewa, walaupun tempatnya sangat dingin. Kau bisa lihat begitu banyaknya bangunan di bawah sana, gedung, rumah, ribuan, jutaan, milyaran, pesawat, dan jutaan kerlap-kerlip lampu yang anggun, aku tanya disebelah mana kamu melihatku? Disudut mana? “jawabannya tentu saja aku tidak kelihatan, sangat kecil!” tapi setidaknya kamu ingat...aku yang pertamakali mengenalkan keindahan malam padamu. Hei kamu payah...aku selalu melihatmu dimanapun walaupun dari atas sana, aku memang tidak bisa menemukan dimana rumahmu...terlalu banyak rumah, tapi tanpa kamu ada dibawah sana...aku tetap bisa melihat dimana perasaanku, takdir akan menuntunku entah itu untuk menemuimu lagi ataupun menjauh darimu .
Tempat itu adalah harapanku, kelak..aku akan kembali kesana menikmati kembali setiap inci malam dengan senandung yang kaya budaya, entahlah dengan siapa. Kamu sedang tersenyum kan?..aku yakin..tempat itu membuatmu betah dengan kota ini, kakimu semakin kuat untuk menetap, aku juga merasakan hal itu saat pertama kali aku melihatnya, seperti cerita dalam novel.
Malam ini..aku adalah orang yang pertamakali tahu kemana kamu pergi, selamat menikmati, aku sangat rindu berada diatas sana.
Hei...suatu saat nanti jika aku kembali ke tempat itu..aku akan menemukan kenikmatan yang sama, tapi aku tidak akan penah lagi menemukanmu ditempat yang sama, namun jika kita dipertemukan...keajaiban itu sungguh sangat luar biasa, perbandingannya antara 1: 100.000.000, aku harus percaya dan terima bahwa kita hanyalah pejalan kaki yang bersapaan lalu saling pergi dan meninggalkan, sangat mustahil kita kembali bertemu, bahkan aku menertawakan diriku sendiri saat merindukanmu. Dan aku mulai menganggap diriku tidak waras saat menulis ini semua.
Ya Tuhan...kenapa awal ini begitu dalam...aku ingin melupakan setiap kata-katamu, setiap senyumanmu, tapi bagaimana caranyaaaaa...bukan aku tidak tahu, tapi apa daya..aku cuma manusia biasa yang baru merasakan euforia keajaiban, amatir.
Ini hanya awal dari perkenalan biasa, tapi kenapa begitu menyatu, kenapa Tuhan menyediakan banyak waktu untuk kita dan hanya berdua, padahal sejak awal kita sudah sangat berbeda, Tuhan kita berbeda iman kita berbeda, suku kita berbeda, tapi aku merasa jiwa kita sama, aku menemukan aku dalam dirimu, aku menemukan apa yang aku cari, kamu jawaban salah satu dari pernyataanku, dan sekarang...kamu adalah bagian dari alasan kenapa aku akan kembali ke Kota itu, alasan kenapa aku menguatkan tekadku untuk membuka gerbang itu, agar harapan kita terkabul...semoga Tuhan mempertemukan kita dalam cita, dalam mamfaat, dalam ingatan yang masih sama, dalam waktu yang tak singkat. Terimakasih..menit-menit itu adalah spasi yang teramat menyenangkan, dan pagi itu adalah pagi terbaik yang pernah aku rasakan di Kota itu.
Yang menjadi Fiksi
aku berjanji tidak akan membuatmu kecewa, aku tahu kita hanya memiliki satu hari lagi, hal ini membuat aku sadar...aku terlalu takut kehilanganmu...aku terlalu fokus pada ketakutanku sampai aku lupa aset dari setiap detik kita bersama, satu hari? aku tahu ini gila...tak apa...aku sudah gila sedari dulu, aku merasa sakit menjadi manusia yang teramat waras.
Semoga Tuhan mengijinkan...hari esok menjadi akhir yang tidak akan pernah bisa dilupakan seumur hidup kita. Aku berjanji tidak akan melewatkanmu, tidak ingin membuat penyesalan yang begitu dalam atas keegoanku.
Orc..maafkan aku jika bibir ini tak becus mengungkap kata, maafkan jika sikapku ini seperti angin, aku takut terlalu menyayangimu...tapi aku bukan pengecut Orc...aku hanya ingin setelah berpisah kita baik-baik saja tak ada rasa yang tersakiti.
Orc...aku tidak yakin bisa memperbaiki semuanya hanya dalam satu hari, beberapa jam, aku tidak tahu apa yang harus ku ucapkan tiap menitnya, aku bisu di depanmu, aku idiot di matamu, konyol...aneh...tapi...aku hanya ingin menegaskan semuanya, menuntaskan perasaanku, melepaskan bebanku, yang terpenting aku tidak akan menyesal pada akhir, tidak menyalahi dan mengutuk egoku.
Terimakasih untuk ketidak lelahanmu yang selama ini selalu sabar menghadapi batu yang sombong, terimakasih...atas setiap senyum yang kau bagikan, terimakasih...darimu aku bisa mendapatkan kembali kegilaanku, darimu aku merasa mendapatkan kembali identitasku, jiwaku, aku masih ingat saat bibir ini tiap detiknya membentuk sebuah senyuman dan itu karena mu.
Tapi Orc...setelah kita berpisah...aku meminta Tuhan untuk benar-benar memisahkan kita...agar rasa ini selesai. “Aku bukan untukmu”...jika kamu tanya rasanya bagaimana setelah mengetik kata itu? Sangat sakit rasanya Orc..setelah semuanya terjadi, hatiku tak pernah melirik siapapun selain kamu, entah bagaimna hidupku selanjutnya, aku tidak tahu apakah aku akan jatuh hati lagi? Stuck di kamu,slama ini kamu punya apa yang aku butuhkan, kamu adalah sosok yang lengkap, nyaris dimanapun aku berada hatiku tetap memaksa.
Setahuku kamu orang yang pandai bahagia. Berbahagialah dengan hidup barumu besok...aku yakin orang lain akan melengkapi bahagiamu, walaupun aku tak yakin akan ada orang lain yang menyayangimu sepertiku, aku selalu berusaha percaya untuk itu.
Orc...jangan temui aku saat aku telah bersama dengan yang lain, karena itu adalah pilihan yang sangat teramat sulit.
Orc...apakah aku mampu melakukan semuanya? Aku sangat khawatir jika hati ini manja.
Selamat tidur kamu...jangan lewatkan doa...jangan lewatkan Tuhan...karena aku memintanya untuk selalu menjagamu...