Romantika Malam I
Aku sering kali menghapus jejak, menghidar,
menyendiri, meneguk setiap malam dengan hangat, menikmati malam seperti seduhan
kopi yang mengepul, menghirup, merasakan, bermain dengan belaian angin yang
memesona.
Aku pecandu malam...pengagum malam.
Ada ribuan bintang disana yang selalu ingin kulihat, ada satu bulan, dan satu aku yang berdiri.
Malam memang gelap, tapi ajaibnya keindahan itu terlihat lebih kaya saat malam, aku bebas menyembunyikan apapun pada pikiran ini, lebih hangat, aku menyukai bola lampu yang tak angkuh namun mampu memberikan penerangan pada setiap orang, aku seringkali berbicara dengan malam, mengasikan sekali, samapai membuatku berapi-api atau menangis, aku sedih mendengar cerita malam, dia bilang sudah terlalu bosan malam melindungi kejahatan, malam bilang....malam tidak pernah bisa memeluk ibu dan anak yang tidur di emperan, seorang kakek yang terlunta tak beralaskan kakinya telah menapaki kilometer jalan yang menyakitkan, bocah yang bersenandung akan dolar, kata malam....jarang sekali manusia yang peka terhadapku, malam bosan melihat semua ini, aku mencoba untuk memahaminya, malam ini seperti malam yang lalu, malam yang mengeluh hingga tarikan nafasnya menjadi angin yang dingin.
Aku ingin memberikan sehelai kain untuk yang tertidur disana dengan berjuta beban dan lelahnya, aku ingin merangkul bocah memerlihatkan dunia yang penuh dengan mimpi, cahaya dan ilmu, aku ingin membuatkan teh untuk sang kakek yang kedinginan atau memakaikan sebuah mantel kehidupan, aku ingin malam ini semua tenang dan hangat.
Aku berharap tertidur pada sebuah bukit yang beralaskan langit, menyentuh malam dengan leluasa, bermain dengan angin yang liar menarik senyum ini, pikiran yang kosong akan beban, aku pecinta romantika malam, aku menyimpan jutaan rahasia disana, dengan sesasi yang mengoda.
Aku pecandu malam...pengagum malam.
Ada ribuan bintang disana yang selalu ingin kulihat, ada satu bulan, dan satu aku yang berdiri.
Malam memang gelap, tapi ajaibnya keindahan itu terlihat lebih kaya saat malam, aku bebas menyembunyikan apapun pada pikiran ini, lebih hangat, aku menyukai bola lampu yang tak angkuh namun mampu memberikan penerangan pada setiap orang, aku seringkali berbicara dengan malam, mengasikan sekali, samapai membuatku berapi-api atau menangis, aku sedih mendengar cerita malam, dia bilang sudah terlalu bosan malam melindungi kejahatan, malam bilang....malam tidak pernah bisa memeluk ibu dan anak yang tidur di emperan, seorang kakek yang terlunta tak beralaskan kakinya telah menapaki kilometer jalan yang menyakitkan, bocah yang bersenandung akan dolar, kata malam....jarang sekali manusia yang peka terhadapku, malam bosan melihat semua ini, aku mencoba untuk memahaminya, malam ini seperti malam yang lalu, malam yang mengeluh hingga tarikan nafasnya menjadi angin yang dingin.
Aku ingin memberikan sehelai kain untuk yang tertidur disana dengan berjuta beban dan lelahnya, aku ingin merangkul bocah memerlihatkan dunia yang penuh dengan mimpi, cahaya dan ilmu, aku ingin membuatkan teh untuk sang kakek yang kedinginan atau memakaikan sebuah mantel kehidupan, aku ingin malam ini semua tenang dan hangat.
Aku berharap tertidur pada sebuah bukit yang beralaskan langit, menyentuh malam dengan leluasa, bermain dengan angin yang liar menarik senyum ini, pikiran yang kosong akan beban, aku pecinta romantika malam, aku menyimpan jutaan rahasia disana, dengan sesasi yang mengoda.
0 Response to "Romantika Malam I"
Posting Komentar