Pertama kali aku melihatmu bukan untuk wajahmu yang lurus sedingin es, namun memesona tapi kata-katamu... aku selalu ingat  ucapan itu yang membuatku berhenti sejenak, membuatku tidak percaya, berdecak. Dear kamu... bukan kesempurnaan yang aku cari...sama sekali bukan itu...tapi ketangguhan, tujuan, kedewasaan, itu semua yang pertama kali mengenalkanku pada dirimu, siang itu seolah semuanya seperti selingan angin bagai hembusan suara yang berlalu begitu dingin tapi menyegarkan, aku menikmatinya pada malam, lalu kita bertemu di pagi hari menghabiskan waktu berjam-jam, saling mengisi sampai kau mengisi penuh setiap senyumanku, saat ini aku ingin bilang alasan kedua aku ingin menetap di kota itu adalah kamu, tapi rasanya begitu sulit...mungkin kita akan berada pada tempat yang sama tapi dengan orang yang berbeda, ada milyaran manusia dan tempat disini, lantas bagaimana aku dapat menemukan mu?...aku percaya takdir, tapi hati sulit untu menghentikan rindunya, lalu aku harus menunggu sampai kapan? Aku tahu aku sedang tidak menunggu karena aku begitu perhitungan dan tak sabaran, tapi... rindu mana yang bisa diperhitungkan? aku ingin mendengar kata semangat darimu lagi disetiap jeda aku kelelahan, seperti beberapa minggu yang lalu.


               Kamu bilang kita akan bertemu di..., kamu tahu? Aku tidak dapat memasukinya, itu artinya...kita memang disatukan untuk menikmati perpisahan, seandainya kamu tahu... saat aku mengetahuinya perasaanku berserakan. Maafkan aku...selamat bertemu dengan orang baru semoga salah satunya bisa membahagiakanmu. Jaga dia Tuhan...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to " "

Posting Komentar